Desainer Gaya Ruang Tamu yang Terlupakan Ingin Kembali

13

Tren desain interior bersifat siklus, namun beberapa terlihat memudar hampir seluruhnya. Beberapa desainer baru-baru ini membagikan gaya ruang tamu mana yang mereka rindukan – dan mana yang mereka yakini pantas untuk kembali lagi. Dari loteng industri hingga ruang formal, estetika yang terlupakan ini menawarkan pesona unik yang seringkali tidak dimiliki oleh minimalis modern. Kebangkitan gaya-gaya ini bukan hanya tentang nostalgia; ini tentang mengisi kekosongan dalam lanskap desain saat ini.

Kasus untuk Ruang Keluarga Industri

Cengkeraman minimalis pada interior terkini telah menyingkirkan gaya yang lebih dingin dan utilitarian seperti industrial. Desainer Vanessa Larsson mencatat bahwa ruang industri bersifat “memaafkan” dan memungkinkan kepribadian melalui artefak, namun popularitasnya menyusut seiring dengan pergeseran estetika. Meskipun masih umum di ruang komersial, sekarang mereka jarang terlihat di rumah.

Untuk menghidupkan kembali tampilan, Larsson menyarankan untuk menggabungkan warna dan tekstur yang lebih hangat. “Memadukan warna-warna hangat, mungkin mewarnai seluruh dinding, atau bahkan dapur berwarna, untuk menghidupkan warna abu-abu dan coklat klasik.” Pergeseran ini akan melunakkan kekerasan yang sering dikaitkan dengan desain industri.

Jiwa yang Hilang dari Ruang Transisi

Lauren Lerner, pendiri Living with Lolo, berduka atas hilangnya gaya transisi – yang lazim terjadi pada pertengahan tahun 2000-an – yang ditandai dengan kayu yang lebih gelap, warna yang kaya, dan kain yang berlapis. Dia menggambarkan ruangan-ruangan ini memiliki “jiwa”, yang dirancang dan ditinggali dengan sengaja, bukan ditata untuk penampilan.

Lerner melihat tanda-tanda kembalinya bisnis ketika kliennya menolak ruang steril yang serba putih. Gelombang desain berikutnya, ia yakin, akan memadukan kenyamanan nostalgia dengan garis-garis modern yang bersih.

Daya Tarik Dekaden Art Deco

Absennya Art Deco masuk akal mengingat kegemaran minimalis saat ini, namun kekayaannya tidak dapat disangkal. Larsson menyebutnya “dekaden dan glamor”, yang membangkitkan dunia The Great Gatsby. Namun, dia juga mengakui kesulitannya. Art Deco yang dilaksanakan dengan buruk dapat dengan cepat terlihat norak, sehingga membutuhkan keseimbangan bahan dan hasil akhir yang cermat.

Daripada kebangkitan penuh, Larsson memperkirakan perpaduan dengan modern abad pertengahan, menciptakan hibrida “Deco abad pertengahan”.

Kembalinya Ruang Tertentu: Ruang Keluarga Formal

Tata ruang berkonsep terbuka mendominasi dekade terakhir, namun ruang keluarga formal kini kembali populer. Desainer Natalie Dixon menganjurkan ruang tertentu, terutama untuk menerima tamu.

“Saat Anda menjadi tuan rumah, sungguh menyenangkan memiliki area terpisah untuk duduk dan menikmati tamu tanpa terkena bau, kebisingan, dan kekacauan di dapur.” Ruang khusus untuk bersosialisasi menawarkan suasana yang lebih ramah.

Ruang Tamu Cekung: Nostalgia yang Nyaman

Ruang tamu cekung, yang populer pada tahun 1970-an, belum muncul kembali meskipun desainnya kembali lagi dalam dekade yang lebih luas. Jamie Gasparovic menyukai “faktor nostalgia yang nyaman”, cocok untuk gaya hidup modern yang berpusat pada streaming dan bersosialisasi.

“Mereka merasa terpisah dan menjadi bagian dari rumah sekaligus.” Dengan pengaruh tahun 70an terhadap tren saat ini, Gasparovic yakin ruang keluarga yang cekung bisa menjadi tren berikutnya.

Urutan Simetri: Ruang Keluarga Tradisional

Ruang tamu tradisional menyempurnakan simetri, fitur yang tidak dimiliki Dixon dalam banyak penataan asimetris modern. “Simetri memberikan struktur yang melekat dan perasaan keteraturan yang sering hilang saat ini.” Meskipun desain ultra-modern mendominasi, keseimbangan yang ditawarkan oleh simetri tradisional mungkin mendapat apresiasi baru.

Pada akhirnya, gaya-gaya yang terlupakan ini bukan tentang mereplikasi masa lalu tetapi mengekstraksi apa yang berhasil – kehangatan, kepribadian, dan desain yang disengaja – untuk memperkaya interior modern. Potensi kebangkitannya bukan hanya tentang estetika; ini tentang mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh tren minimalis dan menciptakan ruang yang terasa benar-benar ditinggali.